1. Penyiapan
kalium/natrium metoksida (K+ / Na+ CH3O-), dengan cara sebagai berikut:
a) Siapkan metanol,
umumnya kebutuhannya adalah 20 % dari volume minyak jarak. Apabila ada 100
liter minyak jarak maka dibutuhkan 20 liter metanol.
b)
KOH/NaOH yang telah ditentukan jumlahnya, dimasukkan ke dalam methanol/ethanol,
dicampur rata sampai terlarut sempurna, dan terbentuk kalium/natrium metoksida.
c) Hati-hati dengan kalium/natrium
metoksida, gunakan masker, jangan hirup uapnya, dan apabila mengenai kulit
menyebabkan kulit terbakar tanpa terasa karena menyebabkan mati rasa. Kalium
metoksida, juga sangat korosif. KOH dapat bereaksi dengan alumunium, tin dan
seng, jadi gunakan wadah dari gelas tahan panas, enamel atau yang terbaik
adalah dari stainless steel.
2. Pemanasan
minyak jelantah dan pencampuran dengan kalium/natrium metoksida, dilakukan
dengan cara sebagai berikut:
a)
Minyak biji jarak dipanaskan sampai 48-54oC.
b)
Siapkan alat pengaduk dan diatur pada kecepatan penuh.
c)
Sambil diaduk, tambahkan kalium/natrium metoksida, dan diaduk terus antara
50-60 menit.
d) Proses
trans-esterifikasi akan menghasilkan metil ester (minyak biodiesel) dan hasil samping
gliserin
3. Pendiaman
dan pemisahan metil ester (minyak biodiesel) dengan gliserin.
Cara
pemisahannya adalah:
a)
Proses dibiarkan sampai sempurna
sedikitnya 8 jam dan suhu dipertahankan pada 38oC.
b) Biodiesel akan
berada di bagian atas, dan gliserin ada di bagian bawah berwarna coklat gelap.
Gliserin merupakan cairan kental yang
dapat memadat dibawah suhu 38oC.
c) Alirkan gliserin
dengan hati-hati dari bagian bawah reaktor, sehingga biodiesel dapat dipisahkan
kemudian ditempatkan di wadah lain.
d)
Apabila gliserin memadat maka dapat
dipanaskan kembali agar mencair.
e) Gliserin masih
bercampur dengan sisa reaktan dan
alkohol, maka dinetralisasi menggunakan asam mineral dan dipanaskan pada suhu
66oC untuk mengambil kembali alkohol, sehingga diperoleh gliserin
kemurnian tinggi.
4. Hasil
biodiesel sering tercampur dengan sabun. Biodiesel dicuci menggunakan air
suling untuk menghilangkan sabun dan sisa-sisa bahan lain.
Proses
pencuciannya adalah sebagai berikut:
a) Pada pencucian
pertama, biodiesel ditambah sedikit larutan asam asetat, kemudian diaduk agar
terjadi netralisasi.
b) Tuangkan air suling
dalam wadah, kemudian dituangi biodiesel yang akan dicuci, kemudian diaduk.
c)
Setelah didiamkan antara 12-24 jam, minyak biodiesel akan terpisah dengan air
pencuci.
d)
Minyak yang telah bersih dialirkan untuk memisahkan dengan air yang mengandung
sabun.
e) Proses pencucian ini
diulang 2-3 kali, tanpa penambahan asam. Pada pencucian ketiga, biodiesel hasil
pencucian dipanaskan untuk menghilangkan air yang masih terikut. pH biodiesel hasil pencucian mempunyai pH 7
(netral).
Skema Proses Biodiesel
Tidak ada komentar:
Posting Komentar